Di lapangan Blok S yang lama, pernah digelar acara pembukaan suatu festival. Turut hadir, Wiyogo Atmodarminto, gubernur Jakarta periode itu. Tugas saya dan teman-teman sekolah adalah mempersembahkan suatu tarian. Tidak ingat nama tariannya, tapi pakaian yang kami kenakan adalah Baju Bodo – khas suku Bugis di Sulawesi. Setiap anak dapat warna baju berbeda. Misalnya, saya dapat warna ungu, lalu Maya, adik saya di sekolah yang sama, dapat warna orange. Kami menari dengan kipas yang senada dengan warna baju. Rambut kami tak disanggul seperti adat Jawa, tapi ditata sederhana seperti digerai, dikepang, atau diikat saja. Sampai bertahun kemudian, pakaian adat dan kipas ini kami simpan dengan baik.
Di lapangan Blok S yang baru, yang belum saya kunjungi, rumput hijau menghampar dikelilingi trak jogging. Hari senin lalu, keponakan saya, anak-anaknya Maya, mengisi pelajaran olahraga dengan berlari keliling lapangan. Hal yang ‘nightmare’ buat saya semasa sekolah. Tapi, teman SD, yang dulu ikut menari, mengaku rutin berolahraga di sini. Bukan lari, melainkan jalan kaki. Ia kerap memajang jumlah langkahnya di Instagram. Ada lagi, teman yang mengajak gelar tikar di sini. Katanya, kalau hari minggu, banyak yang piknik, ada juga yang sibuk main badminton. Wah, wah, wah, senang mendengar ruang ini bisa bermanfaat buat banyak orang.
Teks: Rika Febriyani
Foto: Maya Agustina
http://www.akamsisenopati.com