Studio Foto

Kala yang digital masih jauh di mata, kami selalu sedia rol film, meski cuma satu dua-strip. Dengan kamera analog, pengguna amatir mesti pandai menghemat. Hal-hal yang dipotret, meski spontan, tak bisa sembarang atau berulang kali dilakukan. Masa ini juga ditandai dengan banyak studio foto. Untuk cetak dari kamera, kami biasa ke sebelah Supermarket Santa, atauContinue reading “Studio Foto”

(tentang) Keluarga Opung

Opung tinggal di Kebalen V sejak 1954. Beliau berasal dari Hutaimbaru, Sumatera Utara. Datang ke Jakarta, saat hamil ke-4, setelah sempat tinggal di Bandung. Suami opung seorang pelaut. Rumah pertama mereka terbuat dari bilik dan tembok, dibangun di atas tanah yang melandai menuju Kali Krukut. Tahun demi tahun, opung membeli tanah-tanah di sekitar rumahnya. HinggaContinue reading “(tentang) Keluarga Opung”

Kendi & Gentong di Pecandran

Jusni menempelkan sebilah pisau di tangan saya. Seperti janjinya, pisau itu dingin. “Bener kan?”. Saya melirik pada kendi di meja kayu. Wujudnya jauh lebih serius dari kendi seremoni. Badannya cembung, corotnya panjang, dan berlubang nyaris sekecil pensil. Kendi, tentu saya tahu, dari TV, buku, dan museum. Perkakas mama kebanyakan dari plastik. Gentong, tak terkecuali, warnaContinue reading “Kendi & Gentong di Pecandran”