Si Barbar ini ada di perempatan Gunawarman. Pas buat ngaso atau duduk serius pake laptop. Sedia juice murni, kopi dan cemilan. Favorit saya: kopi susu gula aren (apalagi kalau takaran gulanya dikurangin) dan juice hell doc (campuran apel, wortel, dan jeruk). Harga per item 35 – 50 ribu. Sangat ‘welcome’ pada sendal jepit dan celanaContinue reading “#NoHighhellsNoWorries”
Category Archives: Bisnis
Studio Foto
Kala yang digital masih jauh di mata, kami selalu sedia rol film, meski cuma satu dua-strip. Dengan kamera analog, pengguna amatir mesti pandai menghemat. Hal-hal yang dipotret, meski spontan, tak bisa sembarang atau berulang kali dilakukan. Masa ini juga ditandai dengan banyak studio foto. Untuk cetak dari kamera, kami biasa ke sebelah Supermarket Santa, atauContinue reading “Studio Foto”
dari Warung ke Warung
“Di Poncol, setiap rumah punya warung, siapa jadi pembelinya?“ tanya kawan dari Pejompongan. Padahal, meski berhimpit, setiap warung punya kekhususan. Dari Kebalen, Maya melanggan warung Adwa dan warung Aceh. Di Poncol, dua warung ini terletak berseberangan, dan punya dagangan sama tanpa selisih harga. Bedanya, warung Aceh, boleh belanja via WhatsApp, kalau transaksi mencapai 80 ribu,Continue reading “dari Warung ke Warung”
Cari Duit ala Bocah
Kala Gang Puspa masih eksis, Malik punya banyak aksi. Antaranya, menyewakan payung. Kalau hujan sore-sore, ia pergi ke gedung LIPI. Targetnya, pegawai yang berjalan ke halte Telkomsel atau yang akan naik jembatan penyeberangan. Tarifnya, tak pernah dipatok, tapi yang pelit memberi 50 perak, sementara tertinggi 500 rupiah. Penghasilan Malik dan teman-teman selalu melebihi 10 ribuContinue reading “Cari Duit ala Bocah”