Kala yang digital masih jauh di mata, kami selalu sedia rol film, meski cuma satu dua-strip. Dengan kamera analog, pengguna amatir mesti pandai menghemat. Hal-hal yang dipotret, meski spontan, tak bisa sembarang atau berulang kali dilakukan. Masa ini juga ditandai dengan banyak studio foto. Untuk cetak dari kamera, kami biasa ke sebelah Supermarket Santa, atau yang di sebelah Salon Maxi. Untuk bikin pasfoto, kami mengandalkan studio Muda-Mudi di depan Pasar Santa. Entah karena pindah atau bangkrut, studio-studio ini sudah lama menghilang. Demikian, hasil kerja mereka sukses jadi kendaraan melintas waktu.
Foto : Maya Agustina, Near-Place
Informasi : Supena Dibya, Madhair
Teks dan dekorasi : Rika Febriyani
Mereka menghilang. Kenangan pelanggan masih tersisa dan ada yang mengabadikan. 👍🍎
LikeLiked by 1 person
Terima kasih atas apresiasi Anda 👍
LikeLike
Keep bloggin’ 🍎
LikeLike