
Suatu masa di tahun 1990an, Ade Bimbi atau Ade Juwita pernah jadi tetangga saya. Dia tinggal dengan beberapa orang lain, salah satunya penyanyi rock Bangkit Sanjaya. Hampir setiap sekitar pukul 4 – 5 sore, ia pergi keluar rumah. Semerbak wangi parfum tercium sampai ke halaman rumah saya. Tak lama pasti terdengar sorakan anak-anak seumuran saya, (saya tidak ingat dengan persis), mungkin “Ade… Ade… Ade…” atau “Juwi… Juwi… Juwi”.
Ade Juwita selalu berjalan kaki sampai ke tempat mangkal bajaj dan taksi. Anak-anak yang bersorak-sorai itu akan membuntutinya, persis seperti anak bebek mengekor induknya. Ia mungkin terlihat tidak hirau, tapi saya tidak tahu perasaannya. Dalam ingatan saya, Ade selalu memakai gaun merah, dan ini bisa jadi salah. Di Lenong Rumpi, serial komedi televisi yang membuatnya tenar, ia tampil dengan bermacam model baju dan warna. Ciri khasnya adalah konde di atas kepala dan lipstik warna terang.
Ade dan kawan-kawannya tidak lama tinggal di rumah sebelah. Saya tidak tahu kenapa mereka pergi. Ia juga luput dari perhatian saya, sampai suatu saat tersadar kalau ia hanya sekali-dua kali muncul di media massa. Dari hasil googling, saya baru tahu kalau tahun-tahun terakhir hidupnya banyak dihabiskan di Sorong, kota kelahirannya di Papua. Ade Juwita, tetangga spektakuler itu meninggal dunia di tahun 2015. Semoga bersemayam dengan damai di sisiNya.
#akamsisenopati
Foto: Ade Bimbi atau Ade Juwita. Sumber: sooperboy
Teks oleh Rika Febriyani